Mimpi Nol Emisi Indonesia Dapat Dukungan dari Jepang

Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC)

JAKARTA, Media Aksi –  Indonesia baru saja memperoleh dukungan Jepang untuk tujuannya mencapai emisi nol pada tahun 2060.

Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC) menyatukan Jepang, dan semua anggota ASEAN kecuali Myanmar, dan Australia. AZEC berfokus untuk membantu negara-negara Asia mengurangi emisi mereka. Para anggota kelompok tersebut baru-baru ini mengirim menterinya untuk serangkaian pembicaraan di Jakarta. Potensi dukungan Jepang untuk dekarbonisasi Asia — termasuk melalui studi kelayakan — menjadi agenda utama.

Pertemuan tingkat menteri AZEC menghasilkan penandatanganan sekitar 70 nota kesepahaman (MoU) terkait proyek dekarbonisasi di Asia. Menteri Investasi yang baru diangkat Rosan Roeslani mengatakan bahwa 21 dari MoU yang ditandatangani tersebut merupakan proyek kerja sama antara Indonesia dan Jepang.

“Kami berharap dapat memperoleh dukungan baru dari sektor swasta dalam usaha kami,” kata Rosan kepada wartawan di sela-sela forum kemarin.

Rosan tidak menyebutkan secara rinci proyek-proyek yang disepakati tersebut. Namun sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Senior Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia telah mengusulkan proyek-proyek yang terkait dengan amonia biru dan kendaraan listrik (EV), antara lain. Baik pemerintah Indonesia maupun Jepang juga tidak mengungkapkan jumlah total uang yang akan dibelanjakan Tokyo untuk membantu Indonesia melakukan dekarbonisasi sebagai bagian dari nota kesepahaman yang disepakati.

Shinichi Kihara, direktur jenderal di Kementerian Perdagangan Jepang, mengatakan bahwa 70 MoU yang ditandatangani mencakup berbagai teknologi, termasuk pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi.

“Ini [70] Nota kesepahaman itu berupa studi kelayakan dan proyek percontohan. Ada pula proyek yang mendapat pendanaan atau dukungan pemerintah. Itulah gambaran keseluruhan dari nota kesepahaman itu,” kata Kihara.

Kemudian pada hari yang sama, raksasa gas BP Berau mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan dengan penyedia listrik Jepang Chubu untuk proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) pada pertemuan AZEC. BP Berau mengoperasikan proyek gas alam cair (LNG) Tangguh di Papua Barat. BP Berau dan Chubu telah menyelesaikan studi kelayakan terkait dengan proyek CCS Nagoya. Nota Kesepahaman yang baru-baru ini ditandatangani akan menjajaki kemungkinan membangun rantai nilai CCS yang membentang dari Pelabuhan Nagoya di Jepang hingga ladang Tangguh.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo akhir tahun lalu terbang ke Tokyo untuk menghadiri KTT AZEC. Jokowi menyampaikan dalam konferensi tersebut bahwa transisi energi ASEAN membutuhkan pendanaan sebesar $29,4 triliun pada tahun 2050.

Pos terkait