SEMARANG, Media Aksi – Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT KAI) akan memperkenalkan sistem CCTV baru dengan teknologi pengenalan wajah untuk mencegah pelanggaran di stasiun kereta api.
“Kami sedang mengembangkan sistem analitik yang mirip dengan yang digunakan oleh KAI Commuter untuk mengatasi masalah seperti pelecehan seksual dan pencopetan,” kata Anne Purba, Wakil Presiden Hubungan Masyarakat KAI, di Semarang.
Anne menjelaskan bahwa sistem ini akan membantu mengidentifikasi dan memasukkan penumpang yang terlibat dalam kegiatan kriminal ke dalam daftar hitam. “Dengan sistem CCTV ini, kami dapat dengan cepat menemukan orang-orang yang telah melakukan tindak pidana di stasiun dan mengambil tindakan segera,” katanya.
Sistem ini akan memungkinkan KAI untuk memantau dan melacak lokasi pelanggar di dalam stasiun. “Kami akan dapat menentukan lokasi pasti mereka sebagai tindakan pencegahan,” tambahnya
Namun, Anne menekankan bahwa sistem itu sendiri tidak akan menyelesaikan semua masalah tanpa bantuan dari penumpang. Ia menghimbau para penumpang untuk melaporkan aktivitas atau insiden mencurigakan di stasiun dan di dalam kereta.
“Kami ingin penumpang melaporkan kejadian dan mengawasi barang bawaan mereka untuk memastikan perjalanan yang lebih aman,” katanya.
Anne juga menyebutkan bahwa CCTV telah terpasang di KAI Commuter Line dan sedang ditingkatkan dengan teknologi pengenalan wajah untuk mempercepat respons terhadap insiden. “Kami telah menggunakan sistem ini sejak 2020, tetapi diperlukan investasi lebih lanjut untuk mengembangkannya secara penuh,” jelasnya.
Untuk kereta jarak jauh, Anne membenarkan bahwa CCTV telah dipasang di dalamnya.
KAI telah menerapkan layanan pengenalan wajah di sejumlah stasiun, termasuk di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, yang telah menyediakan layanan Face Recognition Boarding sejak 1 September 2023. Namun, layanan ini utamanya ditujukan untuk mempermudah proses naik kereta api jarak jauh yang harus melakukan registrasi terlebih dahulu untuk dapat menggunakannya.