Xpander Setelah Pemakaian 4 Tahun, Benarkah Banyak Masalahnya?

MEDIAAKSI.COM –  Setelah sukses dengan review Wuling yang meraih setengah juta views dalam sebulan, vlogger otomotif Ridwan Hanif menghadirkan evaluasi komprehensif terhadap mobil Mitsubishi Xpander  setelah pemakaian 4 tahun.

Dalam sebuah video di channel YouTube-nya (https://www.youtube.com/watch?v=3-UK9qB9nN4), Ridwan membedah habis kondisi Xpander milik Autonetrentcar yang telah menempuh perjalanan 84.000 kilometer. Sebagai salah satu MPV terlaris di Indonesia, seberapa tangguh sebenarnya Xpander dalam menghadapi ujian waktu dan jarak tempuh yang intensif?

Berikut rangkuman lengkap hasil evaluasi mendalam dari sang vlogger tentang kondisi kendaraan yang direviewnya.

Permasalahan Eksterior: Lampu Hingga Cat Belang

Salah satu keluhan utama pada generasi awal Xpander terletak pada sistem pencahayaan. “Mitsubishi Xpander ini dia punya lampu depan itu yang kurang terang untuk yang model ini tapi ketika dia sudah facelift jadi LED itu masalahnya udah selesai,” ungkap Ridwan Hanif, reviewer otomotif berpengalaman.

Masalah pencahayaan ini diperparah dengan kaca film bawaan pabrik yang cenderung gelap. Untuk mengatasi hal ini, upgrade lampu menjadi solusi yang direkomendasikan, namun dengan catatan harus menggunakan produk yang tepat spesifikasi agar tidak merusak sistem kelistrikan.

Persoalan lain yang kerap dialami adalah dislokasi bemper depan. “Mitsubishi Xpander itu biasanya bemper depannya itu eh miss dislokasi, tanpa diapa-apain tanpa nabrak itu atasnya keluar,” jelas narasumber. Meskipun bukan masalah serius, hal ini memerlukan perbaikan di bengkel body repair.

Tidak ketinggalan, masalah cat belang antara bemper dan bodi juga menjadi keluhan, terutama pada varian berwarna terang seperti putih dan silver. Namun, untuk warna hitam, masalah ini relatif tidak terlihat.

Performa Mesin: Handal dengan Catatan Khusus

Dari segi mesin, Xpander menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Namun, beberapa unit generasi awal mengalami masalah idle up yang naik secara tiba-tiba. “Untuk unit-unit pertama itu suka ada masalah idle up tiba-tiba naik sendiri dan itu agak sedikit berbahaya bisa bikin nabrak,” terang Ridwan.

Masalah ini sudah diatasi melalui update ECU dari Mitsubishi, meskipun masih ada laporan sporadis pada unit-unit tertentu.

Komponen lain yang perlu diperhatikan adalah aki bawaan yang berkapasitas kecil. Untuk penggunaan intensif, terutama unit rental, upgrade aki menjadi kebutuhan mendesak. “Kalau misalkan kalian pakai Mitsubishi Xpander kalau bisa ganti aki yang lebih gedean, karena biasanya belum nyampe setahun akhirnya tekor duluan,” saran narasumber.

Recall Fuel Pump: Langkah Antisipatif

Khusus untuk unit tahun 2017-2020, terdapat recall untuk fuel pump yang terkadang mati mendadak. Program recall ini gratis dan dapat diselesaikan dalam hitungan jam tanpa perlu menginap di bengkel.

Konsumsi BBM: Tergantung Pola Penggunaan

Salah satu kritik yang sering dilontarkan adalah konsumsi bahan bakar yang dianggap boros. Namun, hal ini sebenarnya sangat tergantung pada pola penggunaan.

“Jadi kalau misalkan kita bawa di 100 km perjam gitu ya, dia akan menjaga rpm itu rendah banget. Jadi kalau misalkan kita jalan nih di tol, dari Jakarta ke Klaten gitu ya, kita bawa 80-100 kpj itu dia bisa sangat irit sekitar 1:18, 1:20 itu gampang dicapai,” jelasnya.

Sebaliknya, untuk penggunaan dalam kota dengan kecepatan rendah, konsumsi bahan bakar menjadi kurang efisien karena karakteristik mesin yang sedikit underpowered.

Sistem Kaki-Kaki: Titik Lemah Utama

Aspek yang paling sering menjadi keluhan adalah sistem kaki-kaki. “Ini yang paling jadi sering keluhan di Xpander, karena kaki-kakinya ternyata enggak sekuat itu,” akui Ridwan.

Pada kilometeran di atas 50.000 km, berbagai komponen seperti shock absorber, arm, bushing, tie rod, dan bearing mulai memerlukan penggantian. Khusus untuk shock absorber belakang, terdapat masalah bocor yang cukup umum terjadi.

Solusi yang direkomendasikan adalah menggunakan spare part aftermarket dari merek ternama seperti Kayaba, Monroe, atau bahkan Bilstein yang diklaim memiliki durabilitas lebih baik dibandingkan part original.

Masalah Interior dan Kenyamanan

Dari segi interior, beberapa keluhan muncul terkait bunyi-bunyian yang berasal dari dashboard. “Dashboardnya ini ada tiga sumber bunyi yang gue nggak tahu dari mana. Yang pertama dari depan kiri, kemudian dari atas ini, dan kemudian dari bawah sini,” ungkap narasumber.

Masalah lain yang cukup mengganggu adalah ventilasi AC tengah yang tidak bisa ditutup sepenuhnya, hanya bisa diarahkan ke kiri atau kanan.

Spion Elektrik dan Atap: Masalah Kecil yang Mengganggu

Spion elektrik Xpander diketahui rentan mengalami gangguan jika sering terpapar panas terik. “Spionnya ini kalau kita parkir lama di panas-panasan itu kadang-kadang habis ngelipet dengan suka disetting pas ngelipet pas ngunci itu dia langsung lipat ya kadang-kadang gak bisa ngebuka,” papar Ridwan.

Sementara itu, atap kendaraan sering mengeluarkan suara aneh saat cuaca panas, fenomena yang masih terjadi hingga model terbaru.

Kesimpulan: Nyaman dengan Perawatan Ekstra

Meskipun memiliki berbagai masalah, Xpander tetap dinilai sebagai kendaraan yang nyaman dan cocok untuk kebutuhan keluarga. “Kalau buat gua Mitsubishi Xpander ini adalah mobil yang nyaman, yang enak, kalau misalnya takutnya kenapa-napa yaitu udah wajar karena mobil di atas 50.000 KM biasanya udah mulai kena,” simpul Ridwan.

Kunci utama dalam memiliki Xpander menurut Ridwan adalah pemahaman terhadap karakteristik dan kelemahan kendaraan ini, serta kesiapan untuk melakukan perawatan yang tepat waktu. Dengan spare part yang mudah didapat dan pilihan aftermarket yang beragam, masalah-masalah yang ada masih bisa diatasi dengan biaya yang relatif terjangkau.

Pos terkait