DENPASAR, Media Aksi – Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Denpasar, Bali, menerapkan pemeriksaan suhu tubuh bagi penumpang yang datang dari luar negeri guna mencegah penyebaran virus cacar monyet (Mpox).
“Penumpang yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celsius akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Anak Agung Ngurah Kusumajaya, Kepala Balai Karantina Kesehatan Denpasar, Rabu (21/8/2024).
Pemeriksaan ini menggunakan pemindai termal otomatis yang dipasang di terminal kedatangan internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Ngurah Kusumajaya juga menghimbau maskapai penerbangan dan staf bandara untuk melaporkan setiap penumpang atau awak yang sakit atau demam ke Pusat Karantina Kesehatan di bandara.
Pemeriksaan suhu merupakan bagian dari respons terhadap pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang Mpox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) pada 14 Agustus 2024. “Bali sebagai destinasi wisata global, berisiko terhadap penularan Mpox,” imbuhnya.
Kementerian Kesehatan menyatakan vaksinasi massal Mpox di Indonesia belum diperlukan karena WHO belum merekomendasikannya. Siti Nadia Tarmizi, Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, mengatakan pada Kamis, vaksin tersebut saat ini diprioritaskan untuk kelompok berisiko tinggi. Terkait ketersediaan vaksin Mpox, ia memastikan stok saat ini mencukupi untuk tahun ini dan tidak ada urgensi untuk menambah pasokan.
WHO merekomendasikan “vaksinasi tertarget” alih-alih vaksinasi massal di wilayah-wilayah tempat virus Mpox terdeteksi, dengan menekankan bahwa mengendalikan penyebaran Mpox lebih mudah dikelola daripada menangani Covid-19.
Dalam wawancara eksklusif dengan Bahasa AnadoluJuru bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa vaksin direkomendasikan bagi mereka yang diketahui telah terpapar virus, dan menyarankan mereka untuk menerimanya dalam waktu empat hari setelah terpapar. Ia juga merekomendasikan vaksinasi bagi petugas kesehatan di daerah wabah dan kelompok berisiko tinggi lainnya.
Kementerian Kesehatan telah menyiapkan total 4.450 dosis vaksin Mpox untuk 2.225 orang, dengan dua dosis per orang, sebagai tindakan pencegahan terhadap virus tersebut.
Mpox dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit atau mukosa, termasuk hubungan seksual. Penularan melalui droplet biasanya memerlukan kontak dekat yang lama, sehingga anggota rumah tangga atau mereka yang melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi.
Hingga 15 Agustus, telah dilaporkan sebanyak 88 kasus Mpox secara kumulatif di Indonesia, dengan kasus tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau. (Antara)