Kisah Para Pengusaha India yang Mengubah Hidup Lewat Teknologi Ramah Lingkungan dan Terjangkau

NEW DELHI, MEDIAAKSICOM – India, negara dengan populasi yang besar dan beragam, juga menjadi lahan subur bagi inovasi-inovasi sederhana namun berdampak besar. Artikel ini akan membahas beberapa kisah inspiratif para pengusaha India yang memanfaatkan teknologi terjangkau dan ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan di masyarakat, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. Kisah-kisah mereka membuktikan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan teknologi canggih dan modal besar, melainkan kreativitas, ketekunan, dan pemahaman akan kebutuhan masyarakat.

Kisah Pengrajin Gerabah dari Morbi

Salah satu contoh inspiratif adalah Mansukh Prajapati, seorang pengrajin gerabah dari Morbi, Gujarat. Sejak kecil, Mansukh telah membantu keluarganya membuat pot gerabah untuk menyimpan air. Profesi ini, meskipun tradisional, diiringi stigma sosial negatif.

“Tidak ada yang ingin menikahkan putri mereka dengan keluarga pengrajin gerabah,” kenang Mansukh. “Mereka takut putrinya akan terbebani pekerjaan tanpa henti.”

Namun, gempa bumi dahsyat yang melanda Gujarat pada tahun 2001 mengubah hidupnya. Bencana tersebut menghancurkan rumahnya dan meninggalkan tumpukan pot gerabah yang hancur di halaman. Sebuah laporan berita lokal menyebutkan, “Kulkas orang miskin rusak.” Kalimat ini menyadarkan Mansukh. Pot gerabah yang selama ini digunakan untuk menyimpan air dan menjaga kesejukannya, ibarat kulkas alami. Dari situlah ide cemerlang muncul: membuat kulkas dari tanah liat yang tidak membutuhkan listrik.

Tanpa pelatihan formal, Mansukh memulai eksperimennya dengan berbagai desain dan material. “Awalnya saya mencoba membuatnya seperti kulkas modern, bahkan menambahkan tangki air, tetapi tidak ada yang berhasil,” katanya. “Pada suatu titik, saya memiliki pinjaman sebesar 22.000 USD dan harus menjual rumah dan bengkel kecil saya. Tapi saya tahu saya harus terus maju.”

Inovasi MittiCool

Setelah empat tahun berjuang, akhirnya Mansukh berhasil menciptakan MittiCool, sebuah lemari kecil dari tanah liat dengan tangki air di atas dan rak penyimpanan di bawahnya. Air yang menetes melalui dinding tanah liat yang berpori secara alami mendinginkan bagian dalam lemari. MittiCool mampu menjaga buah dan sayuran tetap segar setidaknya selama lima hari tanpa memerlukan listrik. Dengan harga 95 USD, MittiCool terjangkau dan kini dijual melalui 300 toko di India serta diekspor ke negara-negara seperti Inggris, Kenya, dan UEA.

“Kulkas adalah impian bagi banyak keluarga miskin,” kata Mansukh. “Dan impian seperti itu seharusnya dapat dijangkau.”

Inovasi Mansukh merupakan bagian dari gelombang kewirausahaan akar rumput yang berkembang di India, yang didorong oleh kebutuhan. Prof. Anil Gupta, yang menjalankan Honeybee Network, sebuah platform untuk mendukung usaha-usaha seperti itu, menyebutnya sebagai “inovasi hemat biaya”.

“Ini adalah pola pikir,” kata Prof. Gupta. “Inovasi hemat biaya adalah tentang membuat solusi yang terjangkau, mudah diakses, dan tersedia. Banyak inovator ini tidak memiliki pendidikan formal, tetapi mereka memecahkan masalah dunia nyata.”

Kisah Inspiratif Lainnya

Kisah sukses lain datang dari Bijayshanti Tongbram di negara bagian Manipur. Ia memanfaatkan melimpahnya bunga teratai di Danau Loktak untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomis. “Orang-orang di desa saya menggunakan kelopak bunga teratai untuk persembahan keagamaan. Tetapi batangnya sering terbuang sia-sia, dan itulah yang ingin saya ubah,” katanya.

Sebagai ahli botani, Bijayshanti mengembangkan cara untuk mengekstrak serat seperti sutra dari batang teratai. Ia memimpin tim yang terdiri dari 30 perempuan di desanya untuk memintal benang dan menenunnya menjadi syal dan pakaian unik. “Dibutuhkan dua bulan dan 9.000 batang teratai untuk membuat satu syal,” katanya. Bijayshanti membayar para perempuan tersebut 80 USD per bulan, memberikan mereka kesempatan untuk mendapatkan penghasilan selain dari kegiatan perikanan.

Contoh lainnya adalah Girish Badragond di Vijaynagar, Karnataka, yang mengembangkan alat bantu pertanian cerdas untuk petani tunanetra. Alat ini, yang digambarkan sebagai tongkat pertanian pintar, menggunakan sensor tanah dan data cuaca untuk memandu pengguna tentang kondisi tanaman dan panen melalui pesan audio dan getaran.

Ketiga kisah ini menunjukkan betapa pentingnya inovasi sederhana, terjangkau, dan berkelanjutan. Meskipun menghadapi tantangan akses permodalan, para pengusaha ini gigih dalam upayanya untuk menciptakan solusi yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Mereka membuktikan bahwa inovasi dapat muncul dari mana saja, bahkan dari tangan-tangan yang terampil namun sederhana.

Sumber : bbc.co.uk

Pos terkait