JAKARTA, Media Aksi – Di tengah persaingan global teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin memanas, xAI milik Elon Musk mengumumkan kehadiran sistem AI terbarunya, Grok-3.
Peluncuran ini menjadi langkah strategis xAI untuk bersaing dengan pemain besar seperti OpenAI dengan ChatGPT-nya, Google, serta pendatang yang kian diperhitungkan dari China, DeepSeek.
Momentum peluncuran Grok-3 menjadi sangat krusial, mengingat DeepSeek baru saja memperkenalkan sistem R1 mereka yang diklaim memiliki kemampuan superior dengan biaya operasional yang lebih efisien. Kehadiran R1 bahkan telah menimbulkan gejolak di kawasan Silicon Valley, pusat teknologi Amerika Serikat.
Dalam sebuah livestream bersama tiga engineer xAI, Musk dengan penuh percaya diri menyatakan, “Grok-3 secara keseluruhan berada dalam liga sendiri.” Pernyataan ini mencerminkan optimisme Musk dalam persaingan teknologi AI antara Amerika Serikat dan China yang kian memanas.
Gil Luria, managing director di D.A. Davidson, memberikan pandangan positif terhadap peluncuran ini. “Peluncurkan Grok-3 membuat xAI kembali berada di perlombaan untuk memimpin model bahasa besar (LLM) terbuka (open source). Grok-3 berhasil mengalahkan performa model AI lain yang ada di pasaran dalam beberapa benchmark. Hal ini membuat xAI kembali relevan,” ujarnya.
Grok-3 akan langsung tersedia bagi pengguna X (dahulu Twitter) yang berlangganan paket ‘Premium+’. Selain itu, xAI juga memperkenalkan layanan berlangganan baru bernama ‘SuperGrok’, yang memberikan akses kepada pengguna untuk menggunakan chatbot terbaru ini melalui aplikasi mobile dan situs resmi Grok.
Salah satu inovasi yang dibawa Grok-3 adalah mesin pencari cerdas yang diberi nama ‘DeepSearch’. Sistem ini diklaim sebagai chatbot berbasis pemecahan masalah (reasoning-based) yang mampu menjelaskan proses berpikirnya saat merespons perintah pengguna. Dalam demonstrasinya, DeepSearch menunjukkan kemampuannya dalam melakukan riset, brainstorming, dan analisis data.
Untuk mendukung ambisinya dalam pengembangan AI, xAI tidak main-main dalam hal infrastruktur. Perusahaan ini sedang membangun data center berkapasitas besar di Memphis, Tennessee, yang dijuluki ‘Colossus’. Fasilitas yang dibangun dengan investasi miliaran dolar AS ini digadang-gadang akan menjadi kluster supercomputer terbesar di dunia.
Langkah agresif Musk melalui xAI ini menunjukkan keseriusannya dalam memperluas pengaruh di industri AI. Dengan kombinasi Grok-3, DeepSearch, dan fasilitas Colossus, xAI tampaknya bersiap untuk mengambil posisi lebih dominan dalam perkembangan teknologi AI global.
Peluncuran Grok-3 juga dapat dilihat sebagai respons strategis terhadap perkembangan pesat AI di China, khususnya setelah kehadiran DeepSeek R1 yang mengejutkan pasar. Persaingan ini semakin menegaskan bahwa perlombaan teknologi AI tidak hanya tentang inovasi teknis, tetapi juga menjadi ajang adu pengaruh dalam skala global.
Dengan infrastruktur yang kuat dan inovasi berkelanjutan, xAI di bawah kepemimpinan Musk menunjukkan tekadnya untuk tidak hanya menjadi pemain dalam industri AI, tetapi juga bertujuan untuk memimpin arah perkembangan teknologi ini ke depannya. (Sumber : CNBC Indonesia)