Rizki Rahma Hadirkan Napas Baru dalam Seni Wayang Kulit di Era Digital

Dalang Wayang Wanita asal Yogyakarta, Rizki Rahma (Foto: Instagram/@rizkirahmaaa)

YOGYAKARTA, Media Aksi – Di tengah derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia, seni tradisional seperti wayang kulit ternyata masih mampu bertahan dan berkembang. Hal ini tidak lepas dari peran seniman muda yang berdedikasi, salah satunya adalah Rizki Rahma, seorang dalang wanita muda asal Yogyakarta yang berhasil memadukan tradisi dengan inovasi digital.

“Saya mulai berpikir, kalau tidak ada yang meneruskan, takutnya nanti wayang kulit malah diklaim orang luar. Kita sendiri yang susah mempelajarinya,” ungkap Rizki seperti dilansir RRI.co.id, Selasa (15/4/2025).

Dalam dunia pewayangan yang secara tradisional didominasi oleh kaum pria, kehadiran Rizki sebagai dalang wanita merupakan fenomena yang tidak lazim. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berkarya dan menghidupkan kembali seni wayang kulit dengan pendekatan yang lebih segar dan modern.

Seiring perkembangan zaman, Rizki tidak hanya fokus pada pertunjukan langsung, tetapi juga mulai memanfaatkan platform digital dan media sosial sebagai sarana untuk memperkenalkan wayang kulit kepada audiens yang lebih luas. Kini, pementasannya dapat dinikmati kembali melalui rekaman video yang diunggah ke berbagai platform seperti YouTube dan media sosial lainnya.

Inovasi terbaru yang diperkenalkan oleh Rizki adalah konsep “wayang sinema”, sebuah pertunjukan kolaboratif modern yang melibatkan beberapa dalang sekaligus dengan dukungan teknologi LED dan pencahayaan teatrikal yang memukau.

“Wayang sinema ini seperti sinema atau film, tapi dalam bentuk wayang. Kolaboratif dan lebih modern,” ujarnya.

Menurut Rizki, transformasi dan adaptasi semacam ini adalah hal yang wajar dan bahkan diperlukan dalam perkembangan seni tradisional. Meskipun telah merambah dunia digital, ia tetap aktif melakukan pertunjukan langsung dan berupaya menjangkau penonton dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak yang merupakan generasi penerus.

Dengan memadukan kecintaan pada seni tradisional dan pemanfaatan teknologi modern, Rizki membuktikan bahwa wayang kulit tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Berkat kontribusi seniman muda sepertinya, seni tradisi Indonesia berhasil menemukan napas baru dan terus bertahan di tengah gempuran era digital.

Pos terkait