YOGYAKARTA, MEDIAAKSI.COM – Anemia masih menjadi ancaman serius bagi remaja putri Indonesia. Kondisi kekurangan sel darah merah ini tidak hanya menyebabkan tubuh mudah lelah, tetapi juga menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar.
Menyadari urgensi permasalahan tersebut, mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar program edukasi bertema “Pencegahan Anemia pada Remaja” dengan slogan unik “Self Love Without Anemia” di SMA Pangudi Luhur St. Yusup Yogyakarta, Rabu (8/10/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh tiga mahasiswa UAD yaitu Amalia Tifany Ramadhan, Eka Septi Ismiatun, dan Dwi Annisa, ini merupakan bagian dari program Praktik Kerja Lapangan (PKL) bekerja sama dengan Puskesmas Gondomanan. Sasaran utama kegiatan adalah siswi kelas 10 yang termasuk dalam kelompok usia rentan mengalami anemia.
Anemia, Ancaman Tersembunyi Remaja Putri
Remaja putri menjadi kelompok paling berisiko mengalami anemia karena beberapa faktor. Setiap bulan mereka mengalami menstruasi yang menyebabkan kehilangan darah secara berkala. Ditambah lagi, aktivitas belajar yang padat dan pola konsumsi makanan yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi memperburuk kondisi ini.
Ketika tubuh kekurangan hemoglobin, oksigen dan zat gizi tidak dapat tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Akibatnya, remaja putri mudah mengalami kelelahan, sulit berkonsentrasi saat belajar, bahkan mengalami penurunan prestasi akademik. Dampak jangka panjangnya pun tidak main-main, mulai dari gangguan pertumbuhan hingga komplikasi kesehatan di masa dewasa.
Edukasi Komprehensif dari Skrining hingga Konseling
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB ini dirancang secara komprehensif. Pelaksanaannya diawali dengan skrining status gizi melalui pengukuran antropometri, dilanjutkan skrining anemia menggunakan alat pemeriksa kadar hemoglobin (Hb) untuk mengetahui status anemia peserta secara akurat.
Sebelum penyuluhan dimulai, para siswi mengikuti pretest untuk mengukur tingkat pengetahuan awal mereka tentang anemia. Langkah ini penting untuk mengetahui baseline pemahaman peserta sebelum mendapatkan edukasi.
Materi penyuluhan disampaikan secara interaktif, mencakup pengertian anemia, penyebab, gejala yang perlu diwaspadai, dampak terhadap kesehatan dan prestasi belajar, serta langkah-langkah pencegahan. Penekanan khusus diberikan pada pentingnya konsumsi makanan kaya zat besi dan kepatuhan mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin.
“Harapannya para siswi dapat mengonsumsi makanan sehat tinggi zat besi agar mencegah anemia dan dapat dengan rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah,” ujar salah satu mahasiswa PKL UAD Puskesmas Gondomanan.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab. Para siswi tampak aktif berdiskusi dan ingin tahu lebih banyak tentang cara menjaga kesehatan mereka.

Hasil Menggembirakan, Pengetahuan Meningkat Signifikan
Evaluasi kegiatan dilakukan melalui posttest yang hasilnya sangat menggembirakan. Terjadi peningkatan pemahaman peserta mengenai anemia secara signifikan, yaitu dari 90 persen menjadi 94 persen. Angka ini menunjukkan bahwa metode edukasi yang diterapkan efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia.
Tidak berhenti di situ, peserta yang terdeteksi anemia melalui skrining juga mendapatkan konseling singkat. Mereka diberikan arahan khusus terkait pentingnya memperbaiki asupan zat besi dan mengonsumsi TTD secara rutin untuk mengatasi kondisi anemia yang dialami.
Konsep “Self Love” sebagai Motivasi
Yang menarik dari kegiatan ini adalah pendekatan konsep “self love” atau mencintai diri sendiri. Para mahasiswa UAD ingin menanamkan pemahaman bahwa menjaga kesehatan adalah bentuk nyata dari mencintai diri sendiri. Dengan tubuh yang sehat dan bebas dari anemia, remaja putri dapat beraktivitas dengan lebih bersemangat, berprestasi optimal, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Konsep ini sejalan dengan karakteristik remaja yang sedang dalam fase pencarian jati diri dan sangat memperhatikan penampilan serta kualitas diri mereka. Dengan framing yang tepat, pesan kesehatan menjadi lebih mudah diterima dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan Berkelanjutan
Kegiatan “Pencegahan Anemia pada Remaja” ini diharapkan bukan hanya menjadi kegiatan sekali jalan. Program edukasi serupa perlu terus dilakukan di berbagai sekolah sebagai langkah nyata menurunkan angka anemia di kalangan remaja putri Indonesia.
Kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi, puskesmas, dan sekolah menunjukkan bahwa masalah kesehatan masyarakat dapat ditangani secara efektif melalui kerja sama lintas sektor. Program PKL mahasiswa tidak hanya memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti remaja putri.
Dengan pengetahuan yang tepat, pola makan bergizi seimbang, dan kepatuhan mengonsumsi TTD, generasi muda Indonesia diharapkan dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Anemia bukan lagi sekadar masalah kesehatan individu, tetapi investasi masa depan bangsa yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.







