MEDIAAKSI.COM – Juara Dunia Formula 1 2009 asal Inggris, Jenson Button, secara resmi mengumumkan akan mengakhiri karir balap profesionalnya setelah mengikuti ajang ketahanan 8 Hours of Bahrain pada 8 November 2025 mendatang. Keputusan ini menandai penutup dari perjalanan gemilang lebih dari dua dekade di dunia motorsport, dengan alasan utama untuk lebih memprioritaskan waktu bersama keluarga.
Pembalap berusia 45 tahun ini mengonfirmasi bahwa seri penutup World Endurance Championship (WEC) di Sirkuit Internasional Bahrain akan menjadi panggung terakhirnya sebagai seorang pembalap profesional. Button, yang saat ini membalap untuk tim Jota, memilih untuk tidak melanjutkan kontraknya untuk musim depan.
“Ini akan menjadi balapan terakhir saya,” ujar Button dalam sebuah pernyataan resmi. “Saya selalu menyukai Bahrain, itu lintasan yang menyenangkan, dan saya akan menikmatinya sebaik mungkin karena ini akan menjadi akhir dari karir balap profesional saya.”
Prioritaskan Keluarga
Di balik keputusannya untuk gantung helm, faktor keluarga menjadi pertimbangan utama. Tuntutan jadwal balap yang padat membuatnya harus sering bepergian dan meninggalkan keluarga. Button merasa telah kehilangan banyak momen berharga bersama kedua anaknya yang masih kecil, sebuah pengorbanan yang tidak ingin ia lanjutkan.
“Anak-anak saya berusia empat dan enam tahun. Saat Anda pergi seminggu saja, banyak momen yang terlewat, dan saya tak ingin mengulanginya lagi untuk satu musim penuh,” ungkap Button mengenai alasannya.
Keinginan untuk menjadi figur ayah yang selalu hadir bagi anak-anaknya menjadi dorongan kuat bagi Button untuk memulai babak baru dalam hidupnya di luar lintasan balap profesional.
Perjalanan Jenson Button di dunia balap motor adalah sebuah kisah yang inspiratif. Memulai debutnya di Formula 1 pada tahun 2000 bersama tim Williams, ia telah berpartisipasi dalam 306 Grand Prix, menjadikannya salah satu pembalap paling berpengalaman dalam sejarah. Selama karirnya di F1, ia berhasil mengoleksi 15 kemenangan, 50 podium, dan delapan pole position.
Puncak karirnya terjadi pada musim 2009 saat ia secara mengejutkan merebut gelar juara dunia bersama tim Brawn GP. Kemenangan ini sering disebut sebagai salah satu “dongeng” terbesar dalam sejarah F1, di mana tim yang baru dibentuk dari sisa-sisa tim Honda mampu mendominasi kejuaraan.
Setelah pensiun dari F1 pada akhir 2016, semangat balapnya tidak padam. Ia menjelajahi berbagai disiplin lain, termasuk menjuarai Super GT di Jepang, berkompetisi di Extreme E, hingga tampil di ajang legendaris 24 Hours of Le Mans.
Meskipun menutup pintu karir profesional, Button menegaskan bahwa ia tidak akan sepenuhnya meninggalkan dunia yang dicintainya. Ia berencana untuk tetap menyalurkan hasratnya dengan mengendarai mobil-mobil klasik miliknya untuk kesenangan pribadi.
“Saya punya beberapa mobil klasik. Rasanya luar biasa bisa mengendarai mobil milik sendiri dan benar-benar merasakan koneksi mekanisnya,” tuturnya. “Tak ada sistem aero, tak ada bantuan elektronik, semuanya soal feeling dan keterampilan.”







