Ini 10 Kelemahan yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Beli Xpander

Mitsubishi Expander
Mitsubishi Expander

JAKARTA, MEDIAAKSI.COM – Halo sobat Media Aksi!  Mitsubishi Xpander ini emang salah satu MPV paling laris di Indonesia. Tapi, sebelum kamu kepengen banget beli, mending kita kupas tuntas dulu semua kelemahan dan kelebihannya. Siapa tahu setelah baca artikel ini, kamu jadi lebih mantep atau malah mikir ulang.  Berikut ini adalah review singkat Expander dari yang dikupas dalam channel Youtube CVT Indonesia.

1. Lampu DRL yang Masih Setengah Hati

Nah, ini yang pertama bikin ngenes. Di luar negeri kayak Filipina, Vietnam, dan Thailand, Xpander sudah pakai DRL (Daytime Running Light) yang proper. Tapi di Indonesia? Masih LED positioning lamp doang, guys! Padahal desainnya udah kece, tapi sayang banget lampunya cuma nyala tipis. Bahkan lebih terang LED positioning lamp-nya daripada lampu kotanya.

Yang bikin makin kesel, sein-nya masih pakai bohlam biasa. Jadi agak merusak estetika yang sebenernya udah bagus. Kenapa sih Mitsubishi Indonesia masih pelit sama fitur yang sebenernya udah bisa mereka kasih?

2. Lampu Utama yang Masih Kurang Terang

Okay, sekarang memang udah ada improvement dengan mini projector LED, nggak kayak yang dulu kotak dan pakai bohlam biasa yang pencahayaannya ngaco banget. Sekarang ada 3 projector LED yang lumayan bagus sih.

Tapi menurut pengalaman reviewer, untuk malam hari masih kurang terang, apalagi fog lamp-nya masih halogen standar. Dengan harga yang udah 300 jutaan ke atas, rival-rivalnya kayak Ertiga dan Rush udah pada pakai auto headlamp. Xpander masih manual, guys!

3. Spion Auto Fold yang Nyebelin Banget

Ini dia yang paling bikin gregetan! Xpander memang udah dilengkapi auto folding dan auto retract di spion. Keren sih, fitur ini biasanya cuma ada di mobil mewah kayak Alphard.

Tapi masalahnya, kalau kamu parkir di gang sempit dan harus tutup spion manual dari dalam, pas unlock mobil, spionnya bakal kebuka otomatis! Bayangin kalau ada tembok atau mobil lain di sebelah? Bisa rusak dong spionnya, apalagi yang varian Ultimate pakai chrome.

Rival lain kayak yang di review bisa diatur supaya nggak auto buka kalau udah ditutup manual. Xpander belum bisa gitu.

4. Jok yang Masih Fabric Semua

Sampai varian tertingginya, Xpander masih belum ada opsi kulit sama sekali. Rival-rivalnya yang seharga udah pakai kulit. Memang sih fabric punya keuntungan lebih empuk dan lebih adem, tapi kan preferensi orang beda-beda.

Yang lebih nyebelin lagi, jok baris kedua nggak ada pelapisnya sama sekali di bagian belakang. Jadi kalau kamu lipat dan bawa barang kotor, langsung kena fabric-nya. Padahal jok baris ketiga udah ada pelapis plastik hitamnya.

5. Head Adjuster yang Aneh

Ini agak teknis sih, tapi berasa banget pas dipake. Xpander pakai sistem putar untuk naik-turun jok, bukan tuas kayak rival-rivalnya. Masalahnya, yang naik-turun cuma bagian dudukan aja, sandaran punggungnya nggak ikut.

Jadinya susah dapet posisi duduk yang pas. Plus, kalau habis rebah jok depan, pas ditarik ke atas lemes banget dan lambat. Kadang harus dibantu manual. Rival kayak Ertiga kalau ditarik langsung naik cepat.

6. Headrest Tengah yang Hilang

Ini parah sih! Sampai facelift terbaru, jok tengah baris kedua masih nggak ada headrest-nya. Kalau duduk di tengah, kepala nggak ada sandarannya sama sekali. Pegal-pegal deh kalau perjalanan jauh.

Yang ironis, Star Gazer yang seven seater non-captain seat juga ngikut konfigurasi yang sama. Untung aja di facelift terbaru, armrest-nya udah dibikin ada cup holder.

7. Legroom yang Mengecewakan

Ini yang bikin bingung. Secara dimensi, Xpander paling besar di kelasnya – paling panjang, paling tinggi. Tapi wheelbase-nya kalah 5mm dari Star Gazer dan Kia Carens (2775mm vs 2780mm).

Yang aneh, legroom-nya malah paling kecil! Dengan posisi supir tinggi 175cm, legroom baris kedua cuma dapet 7 jari (posisi jok depan paling mundur). Kalau jok depan paling maju, baru dapet 2 jari doang. Kemana tuh dimensi besarnya?

8. Fitur Safety yang Minim

Dengan harga 300 jutaan lebih (Ultimate Rp 371 juta), fitur safety Xpander tergolong minim banget. Cuma ada traction control, airbag dua, dan cruise control (itupun baru ada di varian Ultimate).

Belum ada adaptive cruise control, fitur safety aktif lainnya, atau bahkan cruise control di varian Sport yang juga udah 300 jutaan ke atas. Agak ketinggalan zaman sih untuk harga segitu.

9. Idling Start-Stop yang Kasar

Ini fitur yang anehnya nggak ditonjolkan di brosur, padahal lumayan bagus buat daya jual. Ternyata ada alasannya – penerapannya kasar banget!

Waktu mesin mati sih oke, cepet dan halus. Tapi pas nyala lagi? Aduh, bergetar satu mobil rasanya! Nggak nyaman sama sekali. Padahal Rush yang kelasnya sama tapi nggak ada sistem hybrid aja masih lebih halus.

10. Performa yang Bikin Ngos-ngosan

Last but not least, performanya memang nggak juara. Mesin 1500cc dengan 104.7 PS dan torsi 141 Nm ini sebenernya udah berumur – pertama kali dipake tahun 2005.

Akselerasi 0-100 km/jam butuh 12.6 detik. Memang lebih baik dari yang dulu pakai transmisi 4AT, tapi tetep aja termasuk paling lambat di kelasnya. Body yang besar dan berat bikin mesin ini kewalahan.

interior Expander
interior Expander

Tapi Tunggu Dulu, Ini 10 Kelebihannya yang Bikin Tetep Laris

1. Desain Eksterior yang Nggak Ada Lawannya

Jujur aja, dari segi desain, Xpander memang juara di kelasnya. Nggak ada yang bisa nandingin flow desainnya dari depan, samping, sampai belakang. Apalagi dengan facelift terbaru, makin gagah aja.

Velg 17 inci saat rival masih 15-16 inci, lampu belakang yang makin tebal dan gagah. Rasanya nggak cocok masuk kelas MPV, lebih cocok SUV!

2. Ground Clearance Tertinggi Se-Kelasnya

Ini dia yang bikin Xpander cocok buat satu mobil untuk segala medan. Ground clearance-nya mencapai 220-225mm, lebih tinggi dari SUV medium kayak CR-V atau X-Trail!

Salah satu kelebihan Mitsubishi Xpander adalah ground clearance tertinggi di kelasnya, bahkan bisa disandingkan dengan SUV ladder frame kayak Pajero Sport dan Fortuner. Rival-rivalnya mentok di 185-200mm.

3. Kualitas Material Body yang Solid

Ini yang bikin impressed! Pintu Xpander tebel banget, lebih solid dari Ertiga yang terkenal pakai Indian Steel. Pas ditutup dari luar atau dalam, berasa padat banget.

Kualitas material interior juga lebih solid dibanding beberapa rival yang masih ada bagian yang kurang solid di eksterior.

4. Desain Interior Terkece Se-Kelasnya

Harus diakui, desain interior Xpander yang terbagus di kelasnya. Mirip banget sama Outlander yang dijual di luar negeri. Ada lapisan kulit di bagian atas, wood panel, silver lining, dan head unit floating yang kece.

Setirnya juga pakai yang pernah dipake di Lancer Evo. Warna beige-nya elegan, ada juga varian brown di tipe Sport yang lebih bagus lagi.

5. Sound System Terbaik

Belum punya sistem premium kayak Bose atau Infinity, tapi Xpander punya sound system terbaik dibanding rival se-kelasnya. Head unit-nya keluaran Sony, udah support Apple CarPlay dan Android Auto (wired).

Suara jernih di tweeter, bass lumayan deep. Udah dibandingin sama Star Gazer, Veloz, Avanza, Xpander yang paling bagus.

6. Kekedapan Kabin Juara

Ini yang bikin Xpander berasa premium! Kekedapan kabinnya paling baik di kelasnya, bahkan dibanding mobil yang lebih mahal sekalipun.

Kedap dari road noise, angin, suara samping – semuanya terblokir dengan baik. Di kecepatan 80 km/jam dengan AC nyala, noise level cuma 71 desibel. Itu bagus banget!

7. Electronic Parking Brake + Auto Hold yang Safety

Fitur ini nggak cuma soal kemewahan, tapi juga safety. EPB Xpander nggak bakal auto release kalau belum pakai seatbelt. Ada peringatan di MID-nya.

Auto hold-nya juga udah sistem safety kayak mobil Eropa. Kalau tiba-tiba di posisi netral, auto hold langsung cancel dan pindah ke EPB.

8. Kenyamanan Suspensi dan Jok

Meskipun masih fabric, jok Xpander lembut, empuk, dan supportive banget. Tinggi joknya juga pas, benar-benar menopang dengan baik.

Suspensi juga nyaman, meskipun agak lebih empuk dari Star Gazer, tapi overall kenyamanannya bisa lebih baik berkat joknya.

9. Efisiensi BBM yang Mengejutkan

Meskipun performa biasa aja dan pakai mesin tua, efisiensi BBM Xpander juara! Dalam kota rata-rata 22 km/jam bisa dapet 14.4 km/liter. Luar kota bisa 18.2 km/liter.

Ini berkat transmisi CVT, tune up ulang mesin, dan fitur idling start-stop yang meskipun kasar tapi efektif.

10. Resale Value Terdepan

Ini yang bikin Xpander investment yang oke. Xpander 2017-2018 (fase awal) sekarang masih laku 200 jutaan ke atas untuk varian Sport dan Ultimate. Padahal dulu barunya cuma 235 jutaan.

Artinya depresiasi selama 5 tahun cuma 15 juta! Itu luar biasa di pasar mobil bekas Indonesia.

Kesimpulan: Worth It atau Nggak?

Jadi gimana nih? Setelah bongkar habis 10 kelemahan dan 10 kelebihan Xpander, kamu masih tertarik?

Yang pasti, nggak ada mobil yang sempurna di dunia ini. Tinggal seberapa bisa kamu tolerir kelemahannya, dan apakah kelebihannya sesuai sama kebutuhan kamu.

Kalau kamu tipe yang:

  • Butuh mobil keluarga dengan tampang kece
  • Sering lewat jalan jelek (ground clearance tinggi)
  • Prioritas kenyamanan dan kekedapan kabin
  • Mikirin resale value

Xpander bisa jadi pilihan yang tepat.

Tapi kalau kamu tipe yang:

  • Prioritas performa dan akselerasi
  • Butuh banyak fitur safety canggih
  • Prefer jok kulit
  • Kesel sama detail-detail kecil yang nggak perfect

Mungkin perlu pertimbangan lagi.

Yang jelas, dengan dominasi pasar yang udah terbukti dan resale value yang oke, Xpander tetep jadi pilihan aman buat keluarga Indonesia. Tinggal kamu aja yang tentuin, cocok atau nggak sama kebutuhan dan budget kamu!

Mau beli Xpander bekas yang berkualitas? Bisa cek di platform marketplace mobil bekas terpercaya yang udah tersertifikasi. Dengan DP rendah dan cicilan yang bisa disesuaikan, siapa tahu Xpander impian kamu udah nunggu di sana!

Pos terkait