MEDIAAKSI.COM – Badan antariksa Amerika Serikat, NASA, belum lama ini mengumumkan seleksi 10 astronot baru dari 8.000 pelamar di seluruh dunia, menandai langkah besar dalam rencana ambisius mereka untuk kembali ke Bulan dan mempersiapkan misi penerbangan perdana ke Mars. Kelompok yang terdiri dari enam perempuan dan empat laki-laki ini akan menjalani pelatihan intensif untuk memenuhi syarat tugas penerbangan di masa depan.
Angkatan astronaut terbaru NASA ini mencetak sejarah dengan dominasi perempuan, enam di antaranya terpilih dalam satu gelombang. Pejabat Administrator NASA, Sean Duffy, menggambarkan mereka sebagai individu paling unggul dan cerdas dari Amerika, yang krusial bagi keberlangsungan eksplorasi antariksa di masa depan.
“Dan kami akan membutuhkan yang terbaik dan tercerdas dari Amerika untuk semua rencana eksplorasi masa depan kami,” ujar Duffy, seraya menegaskan komitmen NASA. “Kami akan kembali ke Bulan. Dan saya akan katakan ini: saya tidak akan rela jika China mengalahkan NASA, atau mengalahkan Amerika, kembali ke Bulan.”
Di antara wajah-wajah baru ini, Anna Menon menarik perhatian khusus sebagai astronaut pertama yang bergabung dengan korps setelah sebelumnya pernah mengukir jejak di orbit. Prestasinya mencakup partisipasi dalam misi Polaris Dawn yang dipimpin Jared Isaacman di SpaceX, sebuah misi eksperimental yang mencatat rekor ketinggian orbit Bumi dalam beberapa dekade, serta menjadi spacewalk pertama yang dilakukan oleh sektor swasta. Menariknya, Anna kini akan bergabung bersama suaminya, Anil Menon, yang juga mantan karyawan SpaceX dan telah menjadi astronaut NASA sejak seleksi tahun 2021.
Pelatihan Ketat dan Visi Masa Depan Antariksa
Perjalanan ke antariksa tidaklah mudah. Stephen Koerner, Deputi Direktur Johnson Space Center, menjelaskan bahwa ke-10 astronaut terpilih akan menjalani program pelatihan intensif selama dua tahun. Kurikulumnya meliputi sejarah dan visi NASA, kelas geologi, teknik bertahan hidup di air, pelatihan kesehatan luar angkasa, bahkan sesi terbang dengan jet berperforma tinggi milik NASA.
Setelah berhasil menyelesaikan pelatihan, para astronaut ini akan bergabung dengan 48 anggota korps astronaut NASA lainnya yang masih aktif, membuka peluang untuk ditugaskan dalam berbagai misi penerbangan. Namun, lanskap eksplorasi antariksa kini tengah bergeser. NASA berencana untuk mengakhiri operasional Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada awal tahun 2030-an, menggantinya dengan stasiun luar angkasa yang dioperasikan pihak swasta.
Meskipun demikian, peluang untuk mengunjungi ISS masih terbuka. Direktur Operasi Penerbangan NASA, Norman Knight, menyatakan bahwa “banyak dari kandidat yang duduk di sini hari ini akan memiliki kesempatan untuk mengunjungi” ISS.
Knight juga menekankan bahwa ISS adalah laboratorium pembelajaran krusial yang membuka jalan bagi misi-misi yang lebih jauh.
“Setiap pelajaran yang dipelajari di stasiun telah membuka jalan ke mana kita akan pergi: selanjutnya ke Bulan – kali ini untuk menetap – dan kemudian ke Mars,” tambahnya.
Meskipun misi spesifik untuk para astronaut baru ini belum diumumkan, dan misi awal ke Bulan (seperti program Artemis II yang dijadwalkan tahun depan) kemungkinan akan dipercayakan kepada astronaut yang lebih berpengalaman, NASA memberikan sinyal jelas. Angkatan baru ini berpotensi besar untuk berpartisipasi dalam misi lanjutan program Artemis atau bahkan dalam misi historis pertama manusia ke Mars—sebuah impian yang belum pernah terwujud.