Waspada Kasus Influenza A Meningkat, Kenali Gejala dan Langkah Pencegahannya

MEDIAAKSI.COM – Kasus influenza A dilaporkan mengalami peningkatan signifikan di Indonesia baru-baru ini, memicu kekhawatiran akan potensi keparahan dan peningkatan kebutuhan rawat inap, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan. Penting bagi setiap individu untuk memahami tanda-tanda awal penyakit ini guna mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat sesegera mungkin.

Penyebaran virus influenza di Indonesia kembali menjadi sorotan, dengan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit menunjukkan lonjakan yang mengkhawatirkan. Dr. Nastiti Kaswandani dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan kekhawatiran tersebut dalam sebuah sesi media.

“Ada kasus influenza A dan B yang marak di rumah sakit, sehingga terjadi peningkatan jumlah pasien yang memerlukan rawat inap,” ujarnya, seperti yang dikutip dari HaiBunda. Beliau juga menambahkan bahwa virus influenza merupakan salah satu kontributor utama infeksi pada anak-anak.

Secara umum, virus influenza terbagi menjadi empat tipe utama, yaitu A, B, C, dan D, yang diklasifikasikan berdasarkan susunan protein pada permukaannya. Di antara keempat jenis tersebut, influenza A dikenal sebagai tipe yang paling berpotensi menyebabkan gejala parah dan komplikasi serius, bahkan memiliki kemampuan untuk memicu pandemi global.

Berbeda dengan tipe A yang agresif, influenza B cenderung menimbulkan gejala yang lebih ringan, sementara tipe C dan D biasanya tidak menyebabkan wabah besar pada manusia. “Yang paling sering menyebabkan masalah itu influenza A. Dia [influenza A] bisa bikin pandemi, dia bisa menyebar dengan menimbulkan banyak korban,” tegas Dr. Nastiti.

Mengingat potensi ancaman yang dimilikinya, kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang influenza A sangatlah krusial. Identifikasi dini gejala dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah penyebaran lebih lanjut serta mengurangi risiko komplikasi serius. Beberapa faktor risiko tertentu juga diketahui dapat memperparah kondisi penderita, meliputi individu dengan riwayat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), penyakit paru kronis lainnya, sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta penderita obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 30.

Kenali Tanda-tanda Khas Influenza A

Mirip dengan penyakit infeksi lainnya, influenza A ditandai dengan serangkaian gejala yang perlu diwaspadai. Memahami manifestasi klinis ini adalah langkah pertama untuk penanganan yang efektif:

  • Demam Tinggi: Salah satu indikator utama infeksi. Seseorang dianggap demam jika suhu tubuhnya mencapai atau melebihi 37,5 derajat Celcius. Demam ini seringkali disertai dengan rasa menggigil.
  • Nyeri Sendi dan Otot (Mialgia): Infeksi virus ini seringkali memicu rasa pegal yang menyeluruh pada persendian dan otot, membuat tubuh terasa tidak nyaman dan lemah.
  • Batuk dan Pilek: Ini adalah gejala klasik flu. Batuk, baik kering maupun berdahak, serta pilek (hidung tersumbat atau berair), adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan patogen. Namun, tetesan pernapasan yang dihasilkan saat batuk atau bersin juga menjadi media utama penularan virus.
  • Sakit Kepala: Infeksi influenza dapat memicu peradangan dan respons imun yang kuat dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mengurangi aliran oksigen ke otak, menyebabkan sakit kepala yang berdenyut atau terasa berat.
  • Sakit Tenggorokan: Gejala ini umum terjadi pada infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) seperti influenza. Penderita seringkali merasakan nyeri, rasa terbakar, atau gatal di tenggorokan, yang dapat mempersulit aktivitas menelan.
  • Kelelahan Ekstrem: Tubuh memerlukan energi yang sangat besar untuk melawan infeksi. Akibatnya, penderita influenza A seringkali mengalami rasa lemas yang luar biasa dan penurunan energi yang signifikan.
  • Diare: Meskipun tidak selalu dialami oleh semua penderita, diare lebih sering muncul sebagai gejala influenza, khususnya pada anak-anak.

Siapa Saja yang Berisiko Tinggi Terhadap Komplikasi Serius Influenza A?

Beberapa kelompok individu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala parah dan komplikasi berbahaya akibat influenza A. Menurut laman Cleveland Clinic, kelompok-kelompok ini meliputi:

  • Penderita Penyakit Pernapasan Kronis: Individu dengan asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), atau kondisi paru kronis lainnya sangat rentan. Sistem pernapasan mereka sudah terganggu, sehingga infeksi influenza A dapat memperburuk kondisi yang sudah ada.
  • Individu dengan Sistem Kekebalan Tubuh Lemah: Orang yang memiliki sistem imun yang tidak berfungsi optimal, baik karena kondisi medis (seperti HIV/AIDS, kanker, atau penyakit autoimun) maupun penggunaan obat imunosupresan, cenderung sulit melawan infeksi virus.
  • Penderita Obesitas: Mereka yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 juga masuk dalam kategori berisiko tinggi. Obesitas diketahui dapat memengaruhi respons imun dan fungsi paru-paru, menjadikan individu lebih rentan terhadap keparahan influenza.
  • Anak-anak dan Lansia: Kelompok usia yang paling rentan, dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna atau sudah menurun, juga berisiko tinggi terhadap komplikasi.

Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan influenza A, penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda awal. Jika Anda atau orang terdekat mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas, terutama jika termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini dan penanganan medis yang tepat adalah kunci untuk mencegah keparahan penyakit dan mempercepat proses pemulihan. Praktikkan juga kebersihan diri yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur dan mengenakan masker di tempat umum, untuk meminimalkan risiko penularan.

Pos terkait